Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Minggu, 15 Desember 2013

Report text of camel


Camels

Camels is one of the mammals. They are herbivore. Camels eat graces and leaves. Camels have lived on Earth 50 years. They typically weight 600 kilograms. They average about 3 meters. Camel can live in Africa, Arabia and India. Camels have brown fur. They have a small and round ears and hump. Camels live in desert. Body camels survive in temperatures of 41 Celsius. More than that, camels start sweating.
 Camel walked far away. Camels have peculiar features it is hump. Hump camels saved specialty fats, which can be converted into water.  So, when camels walked far away, camels not run out the food and drinks. Camels be used for taken the meal and milk. Moreover, camels as animal workers.
 There are two different types in the world. There are Arabian camels, and baktrian camels. Arabian camels live in middle east and middle africa. The amount is currently about 14 million head. Bactrian camels currently numbers about 1.4 million decrease due to a variety of factors, one of which mass killing camels in Australia.

Cerpen pengalaman pribadi


Pengalaman Melukis
Hari itu guru seni budaya ku memberitahu siswa kelas IX A, agar hari Sabtu minggu depan membawa alat-alat melukis. Dalam benakku aku berkata “Oooo tidak, aku ngga punya alat-alat melukis-_-“. Akhirnya pulang sekolah aku membeli alat-alat melukis di toko buku, seperti kuas, pallet, dan kanvas. Di benakku aku bertanya-tanya,”Apakah bisa aku melukis?, mungkin tidak? Habisnya selama ini aku belum pernah melukis.” Kelas ku mandapatkan tema “Ekstrakulikuler SMP Negri 1 Subang”. Aku terus berpikir, “kira-kira ekstrakulikuler apa yang bisa ku lukis?:/”. Aku berpikir keras, dan akhirnya aku mendapatkan ide, aku akan melukis sebuah tenda dan tunas kelapa. Tenda dan tunas kelapa termasuk ke dalam ekstrakulikuler pramuka.
                Hari demi hari pun berlalu, sekarang saatnya pensilku ini membuat torehan-torehan diatas kanvas. Yang semulanya aku akan menggambar tenda dan tunas kelapa, karena suatu hal, berubah menjadi menggambar orang yang menggunakan baju paskibra. Menggambar orangnya dalam dua kanvas, kanvas aku dan kanvas Dita. Dita menggambar muka dan badannya. Sedangkan aku menggambar kakinya. Awalnya, aku tidak yakin bisa menggambar kaki. Namun, setelah kucoba, aku pun bisa menggambar kaki. Ternyata sekarang tidak langsung melukis, hanya membuat sketsa, melukisnya dilanjutkan hari Sabtu minggu depan. Ada yang membuat sketsa gitar, biola, logo spensa, logo PMR, yoyo, bulutangkis, dan masih banyak lagi. Sketsa teman-teman ku sangatlah bagus. Aku pun tidak percaya diri dengan hasil sketsa ku, karna aku hanya menggambar celana dan sepatu paskibra.
                Hari demi hari telah kulewati, hingga hari Sabtu pun tiba kembali. Hari ini saatnya aku berkutat dengan cat. Bu Nida, guru seni budaya kami, hanya menyediakan cat berwarna dasar, seprti warna kuning, biru, hitam, putih, merah. Warnanya cukup terbatas. Oleh sebab itu, apabila aku membutuhkan warna selain warna dasar, aku harus mencampurkan beberapa cat. Ku mulai dengan menuangkan cat berwarana biru dan cat berwarna hitam ke atas pallet, lalu mencampurkannya, agar mendapatkan cat berwarna biru donker untuk melukis celana. Warna biru donker pun kudapatkan. Lalu kucelupkan kuas ku, ke dalam cat, dan menorehkannya secara perlahan di atas kanvas. Awalnya, cukup sulit untuk melukis, namun akhirnya dunia ku telah bersatu dengan dunia melukis. Aku sudah merasa nyaman dan enjoy saat melukis. Serasa dunia milik sendiri, saat melukis aku tidak mau diganggu oleh siapa pun.
                Lalu, kucampurkan kembali cat berwarna hitam, biru, kuning,dan merah. Agar mendapatkan warna coklat, untuk melukis sepatu. Hal yang cukup sulit bagiku, karena setiap warna yang dicampurkan harus sesuai, jangan sampai ada yang warna terlalu banyak, nanti bisa menyebabkan warna coklat tidak akan tercipta. Melukis celana dan sepatu sudah kuselesaikan, sekarang saatnya aku melukis background. Saat itu aku bingung akan menggunakan warna apa untuk melukis background. Warna hijau sudah digunakan teman, akhirnnya aku memutuskan untuk menggunakan warna biru yang bergradasi. Pertama-tama aku menggunaka cat berwarna biru asli. Lalu, cat berwarna biru dicampur dengan warna putih , agar didapatkan cat berwarna biru agak muda, dari yang sebelumnya. Begitu seterusnya, hingga jadilah gradasi. Setelah beberapa jam asyik dengan dunia melukis, lukisan ku pun jadi, siap untuk dikumpulkan Sabtu depan. B)
                Banyak pengalaman yang kudapat saat melukis. Seperti aku harus sabar, jangan tergesa-gesa. Karena apabila tergesa gesa lukisan ku akan jelek. Rok pramuka aku pun menjadi kotor, karena terkena cat berwarna putih. Untung saja terkenanya hanya sedikit. Hingga sekarang noda itu masih ada, karena tidak mempunyai tinner untuk membersihkanya. Dalam benaku berkata “wkkkwkwkw #watirr sekali hidupmu Rin”.
                 Tak terasa, sekarang sudah hari sabtu lagi. Saatnya aku mengumpulkan hasil karya ku. Bu Nida menyatukan semua kanvas siswa kelas IX A. Terlihat Ibu Negara(Zahra) dengan Bu Nida diskusi, untuk menyatukan lukisan kami dengan menggunakan pola garis melengkung.  Aku dan teman-teman sepakat untuk mewarnai pola tersebut dengan warna kuning. Aku cukup senang, karena lukisan ku yang terkena pola hanya sedikit, jadi melukisnya kembali dengan warna kuning pun tidak akan memakan waktu lama. Ternyata aku salah pengertian, setelah aku bertanya beberapa kali ke Ibu Negara, “yang harusnya di lukis ulang tuh, yang ini”(sambil nunjuk ke daerah background yang besar), begitu katanya.  “Oooo tidaakkkkk, aku harus melukis ulang backgroundnya:’( padahal aku sudah capek-capek melukis background itu, dan sekarang harus dilukis ulang:’( penyiksaan bangett. Kenapa ga dari waktu itu aja dibuat polanya?:’(“jeritku dalam hati.
                Aku memulai semuanya dari awal. Sekarang aku harus memutihkan background yang akan di lukiskan dengan cat berwarna kuning, agar warna birunya tidak terlihat. Anehnya saat melukis ulang, ko terasa mudah capek, pegel, tidak seperti saat pertama melukis. Sudah bosen kali yaa(?). Ku tuangkan cat berwarna putih ke atas kanvas, lalu aku mencelupkan kuasnya, dan mulai melukis ulang. Semua background yang terkena pola sudah berwarna putih. Kembali kutuangkan cat berwarna kuning, untuk melukis background tersebut. Lukisan ku sudah jadi kembali. Namun, aku merasa kurang puas dengan lukisan ku yang sekarang, lebih merasa puas dengan lukisan ku yang sebelumnya. Warna backgroundnya hanya kuning polos, tanpa dicampur dengan warna apapun. Hati aku kurang srekk dengan warna background, yang kuning polos. Akhirnya aku melukis ulang backgroundnya dengan menggunakan sedikit campuran warna oranye dengan kuning. Sekarang aku sudah merasa puas kembali dengan hasil lukisan ku.
                Keesokan harinya Bu Nida kembali menyatukan lukisan kami. Jleggerrr rr. Petir menghampiri diriku. Dddddaaaannnnnnn akuuuuu harus kembali melukis background menggunakan warna kuning, karena background aku terlalu berwarna oranye.:’( “Oooo tidakkk. Mengapa harus salah lagi? Mengapaaaa? Aku bingung, kalau backgroundnya kuning polos aku ga sukaaaa… aaahhhh akuu harus gimanaa??:’(“ucapku dalam hati kesaal. Terpaksa besok aku harus melukis ulang lagiii :’(
                Hari ini, saatnya aku melukis ulang lukisan ku, dengan warna kuning. Beberapa kali aku melukis backgroundnya, agar tidak terlihat oranye lagi. “Zahra kaya gini?”sebari menunjukan lukisan ku. “ih Arini, kurang ada hiasan.” Ucap Zahra. Dan sekarang aku baru mengerti , sebenernya lukisan ku berwarna agak oranye juga ga apa-apa, harusnya tuh ada sedikit sentuhan terakhir atau hiasan-hiasan gitu dehh. Aku pun berdiskusi dengan Dita, kira-kira hiasan apa yang cocok untuk digunakan di lukisan kami. Akhirnya, kami sepakat untuk membuat titik-titik cat, yang dituangkan langsung dari tempat catnya ke kanvas kami. Selain itu, kami juga membuat, beberapa garis lengkung, yang dituangkan langsung dari tempat cat ke kanvas kami.
                Di bagian kiri background lukisan aku, aku membuat pola hiasan titik-titik yang dituangkan langsung dari tempat cat ke kanvas, agar catnya timbul.  Di bagian kanan backgroundnya, aku membuat beberapa garis lengkung, yang dituangkan langsung dari tempat cat, agar catnya timbul juga. Di bagian tengah background aku menyatukan hiasan titik-titik dengan hiasan garis lengkung. Setelah itu, aku menaburi gliter, agar ada blink-blinknya gitu deh:D Lalu, aku jemur lukisannya di taman, karena apabila tidak dijemur, keringnya pasti akan lama, kebetulan saat itu cuaca sedang cerah/panas.
                Setelah beberapa menit aku mengambil lukisan ku, dan aku melanjutkan melukis tiga dimensi, dengan menggunakan media Koran dan lem fox.  Awalnya, aku bingung, bagian mana yang akan ditimbulkan, karena objek yang aku lukis hanya sedikit. Aku meminta saran Dita, “Bagian pesaknya aja Rin yang ditimbulkan.”kata Dita. Aku pun mengikuti sarannya. Langsung aku membuat pola pesak di Koran, dan menilapkannya beberapa kali, hingga menjadi tebal. Setelah itu aku olesi lem, lipatan Koran yang satu, dengan yang lainnya, dan langsung aku lukis. Sesudah melukis, aku pun menjemurnya. Dalam waktu beberapa menit, lukisannya sudah kering, lalu aku olesi lem fox, dan menempelkannya di objek pesak yang sudah aku lukis diatas kanvas.
                Saat proses melukis, aku dan Dita sering kali berdiskusi. Kadang Dita juga menanyakan bagaimana saranku, atau bahkan sebaliknya, aku yang menanyakan bagaimana saran Dita. Kadang juga kami berdebat. Bila aku sudah selesai melukis , aku selalu membantu Dita, Karna begitu sulitnya objek yang harus Dita lukis. Setelah mengalami jatuh bangun beberapa kali, lukisan aku pun jadi, dengan background yang lumayan abstrak, menurutku. Aku melihat lukisan Dita dan Zahra, gilaaa, lukisan mereka menurutku bagus. Aku pun makin tidak percaya diri dengan hasil karyakuuu. Aku bersyukur, walaupun menurutku lukisan aku ini jelek, tugas untuk melukis udah selesai:D . Ga akan ada lagi yang namanya melukis ulang! Sekarang lukisan ku udahh jadii, horeeee:D Butuh perjuangan untuk menyelesaikan lukisan ini. Lima kali aku harus melukis ulang, sehingga bisa menjadi lukisan seperti ini. Bayangkan lima kali! Sangat-sangat menyita waktu. Betapa pegalnya tanganku ini, untuk melukisL dannnn sekarang aku bahagia, karena tugas ku untuk melukis sudah selesai:D hhhhoreeeeee :D