Cita – Citaku
Di desa yang bernama Rindasari,
tinggalah satu keluarga yang terdiri dari seorang anak laki-laki, seorang anak
perempuan, dan Ibu dari mereka. Anak
laki-laki itu bernama Andi , sedangkan adik perempuannya bernama Rhiny. Andi
berumur 14 tahun dan adiknya berumur 10 tahun. Kalau dihitung-hitung sekarang
Andi sudah kelas 2 SMP. Saat Andi
berumur 12 tahun, ayahnya meninggal sejak itu Andi putus sekolah. Andi
bercita-cita ingin menjadi Arsitek
supaya bisa mengubah taraf hidup keluarganya.
Sehari-hari Andi membantu ibunya
membuat kue untuk dijual ke pasar. Sedangkan Rhiny yang mengantarkan kuenya ke
pasar. Begitulah kegiatan keluarga itu sehari-hari.
Suatu hari datanglah seorang
dermawan yang bernama Pak Rinan ke rumah Andi. Setelah berbincang-bincang
dengan ibunya Andi, Pak Rinan yakin bahwa Andi sebenarnya anak yang pintar dan
cerdas. Munculah rasa simpati Pak Rinan terhadap Andi. Pak Rinan pun menawarkan
kepada Ibunya Andi, agar Andi bersekolah lagi di Kota sampai sarjana, semua
biaya ditanggung oleh Pak Rinan. Ibunya Andi bingung harus menjawab apa,
menolak ataukah menerima tawaran itu.
Malam pun tiba dan sepertinya malam
adalah saat yang tepat untuk menyampaikan maksud Pak Rinan. Ibunya pun meminta
pendapat Andi tentang maksud Pak Rinan. “Bu, lebih baik kita terima saja
tawaran Pak Rinan, kapan lagi Bu ada kesempatan untuk Andi bersekolah?” kata
Andi. “Ya sudah, terserah Andi saja apapun keputusan yang Kamu ambil Ibu akan
selalu mendukung karena itu untuk kebaikan Kamu dan Ibu akan selalu berdoa
untuk keberhasilan kamu.” Jawab Ibu. “Terimakasih ya Bu, nanti sebulan sekali
Andi mengunjungi Ibu.” Kata Andi. “Iya Nak, restu Ibu selalu menyertaimu.” jawab
Ibu.
Keesokan harinya. “Pak, setelah saya
tanya kesediaan Andi untuk bersekolah di Kota, ternyata Dia menerima tawaran Bapak
.” kata Ibu Andi kepada Pak Rinan. “Oh ya Bu, kalau begitu besok Andi berangkat
ke Kota bersama saya.” Jawab Pak Rinan. “Terimakasih sebelumnya Pak, atas
bantuan dan perhatian Bapak terhadap Andi anak saya.” Kata Ibu Andi. “Iya Bu sama-sama sudah
sepantasnya Kita sebagai umat Islam untuk saling tolong menolong.” Jawab Pak
Rinan.
Keesokan harinya Andi dan Pak Rinan berangkat ke Kota
menggunakan mobil Pak Rinan, Andi berpamitan kepada Ibunya. “Bu, Andi berangkat
dulu ya.” Kata Andi. “Hati-hati di jalan ya Nak, dan jangan lupakan sholat
serta ibadahmu, doa dan restu Ibu selalu menyertaimu.” Jawab Ibunya. “Trimakasih
Bu, Andi akan merindukan Ibu serta Rhiny.”
Kata Andi.
Setelah satu jam perjalanan sampailah
mereka di rumah Pak Rinan. “Andi ini rumah Bapak, jangan sungkan ya, dan itu kamar
kamu (sambil menunjuk sebuah kamar).” Kata Pak Rinan. “Baik Pak dan terimakasih.”
Jawab Andi. “Ndi, tidak usah panggil Pak, panggil saja Ayah, anggap saja Bapak
ini sebagai Ayah angkatmu.” Kata Pak Rinan. “Baik, Pak, eh Yah.” Jawab Andi.
Andi segera membereskan
barang-barang yang ia bawa. Lalu Andi ke ruang makan untuk makan siang karena
telah memasuki waktu makan siang. Andi makan siang bersama Pak Rinan.
“Andi besok kamu sudah mulai sekolah, nanti kamu
sekolah diantar oleh Pak Supir.” Kata Pak Rinan. “Baik, Yah.” Jawab Andi.
Hari ini adalah hari pertama Andi bersekolah di Sekolah
barunya. Karena Andi pintar dan cerdas Andi masuk kelas VII A. Andi menjalani
hari barunya dengan penuh senyuman dan keceriaan.
Teeettt… Teeeetttt… Bel sekolah berdering, saatnya Andi
untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Andi berpikir ‘dengan apa saya
bisa membalas semua kebaikan Pak Rinan ini?’. Andi belajar dengan penuh
semangat untuk membahagiakan Ayah angkatnya.
Tiga Minggu berlalu. Hari ini Andi bersama Pak Rinan
akan mengunjungi Ibu Andi di Desa
Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kata Andi. “Wa’alaikumsalam, eh Andi.” Jawab
Ibunya. “Iya, Bu ini Andi.” Kata Andi. Andi segera memeluk Ibunya tercinta.
Setelah beberapa jam di rumah Ibunya, Andi berpamitan
ke Ibunya untuk kembali pulang ke Kota. “Bu, Andi pulang dulu, nanti Andi akan
mengunjungi Ibu lagi.”kata Andi. “Iya, Nak. Hati-hati dijalan.” Jawab ibunya.
“Baik, Bu.” Ucap Andi.
Andi belajar dengan giat agar mendapatkan hasil yang
memuaskan. Ia tidak mau mengecewakan ayah angkatnya. Selain itu, Andi ingin
membalas kebaikan Pak Rinan dengan prestasi Andi yang gemilang.
Tiga tahun sembilan bulan berlalu. Hari ini adalah hari
yang paling menegangkan bagi Andi. Karena hari ini adalah hari kelulusan.
Setelah beberapa menit, akhirnya nama Andi di panggil, untuk mengambil surat
kelulusan, ijazah dan raport. Andi membuka
perlahan surat kelulusannya dan ternyata Andi lulus dari SMP, dengan nilai yang
sangat memuaskan. Andi sangat bahagia, ia segera memberikan kabar kepada Ayah
angkatnya. Pak Rinan bangga pada Andi, karna Andi telah membutikan bahwa ia
bisa.
Hari ini Andi
bersama Pak Rinan akan mengunjungi Ibu
Andi di Desa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kata Andi. “Wa’alaikumsalam, eh
Andi.” Jawab Ibunya. “Iya, Bu ini Andi.” Kata Andi. Andi lansung memeluk Ibunya
tercinta dan memberikan raport dan Ijazahnya. Ibunya sangat bahagia setelah
melihat hasil anaknya menuntut ilmu di Kota.
“Bu Rhiny mana?” kata Andi. “Rhiny sedang bermain.”
Jawab Ibunya. “Dengan siapa Bu? Andi
panggil ya Bu?” kata Andi. “Dengan Wulan. Iya Nak.” Jawab Ibunya.
“Rhiiiiinnnnyyyy!” teriak Andi. “Eh kak Andi, kapan datang Kak?” jawab Rhiny.
“Rhiny Kakak berhasil lulus dari SMP dengan hasil yang memuaskan. Kakak kangen sekali
sama kamu Rhiny!” kata Andi. “Wah, hebat Kakak, selamat ya Kak. Rhiny juga
kangen dan senang sekali dengan keberhasilan Kakak.” Jawab Rhiny. “Iya Rhiny.”
Kata Andi.
Setelah melepas rindu dengan Ibunda dan Adik tercinta
Andi kembali lagi ke Kota bersama Pak Rinan. Keesokan harinya Andi melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA. Andi menjalankan hari barunya
dengan semangat.
Karena Andi mudah bergaul, di SMA Andi mempunyai banyak
sekali teman.
Tiga tahun berlalu. Andi selalu mendapatkan peringkat
pertama di SMA-nya. Sekarang hari penentuan bagi Andi untuk melanjutkan ke
jenjang yang lebih tinggi. “Andi Firdaus.” Kata seorang Ibu Guru. Andi segera
ke meja Guru untuk mengambil raport dan ijazah SMAnya. Andi membuka perlahan raportnya dan ternyata Andi
lulus dari SMA, dengan nilai yang sangat memuaskan. Andi sangat bahagia, ia
segera memberikan raportnya pada Ayah angkatnya. Pak Rinan bangga pada Andi,
karna Andi telah membutikan bahwa ia bisa.
Hari ini Andi bersama Pak Rinan akan mengunjungi Ibu Andi di Desa Rindasari.
“Assalamu’alaikum.” Kata Andi. “Wa’alaikumsalam, eh Andi.” Jawab Ibunya. “Iya,
Bu ini Andi.” Kata Andi. Andi lansung memeluk Ibunya tercinta dan memberikan
raport dan Ijazahnya. Ibunya sangat bahagia setelah melihat nilainya yang
sangat memuaskan.
Setelah melepas rindu dengan Ibunda tercinta Andi
kembali lagi ke Kota bersama Pak Rinan. Keesokan harinya Andi melanjutkan
sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Kuliah. Andi mengambil jurusan Tehnik
Sipil untuk menjadi Arsitek. Andi
menjalankan hari barunya dengan penuh senyuman, keceriaan, dan semangat yang
menggebu.
Enam tahun pun berlalu. Sekarang adalah hari penentuan
bagi Andi. “Andi Firdaus.” Kata seorang Dosen. Andi segera ke meja Dosen untuk
mengambil raport dan ijazahnya. Andi
membuka perlahan raportnya dan ternyata Andi lulus dari jurusan yang ia
ambil, dengan nilai yang sangat memuaskan. Andi sangat bahagia, ia segera
memberikan raportnya pada Ayah angkatnya. Pak Rinan sangat bangga pada Andi,
karna Andi telah membutikan bahwa ia pasti bisa lulus dari jurusan yang ia
ambil.
Hari ini Andi
bersama Pak Rinan akan mengunjungi Ibu
Andi di Desa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kata Andi. “Wa’alaikumsalam, eh
Andi.” Jawab Ibunya. “Iya, Bu ini Andi.” Kata Andi. Andi lansung memeluk Ibunya
tercinta dan memberikan raport dan
Ijazahnya. Ibunya sangat bahagia setelah melihat hasil belajar anaknya selama
bertahun-tahun.
Berkat Pak Rinan dan kegigihan Andi, kini Andi sudah bekerja
sesuai dengan keahliannya dan menjadi orang sukses seperti yang dulu ia
cita-citakan. Ia sudah bisa mengubah perekonomian dan membahagiakan orang-orang
yang dicintainya termasuk Pak Rinan ayah angkatnya.
0 komentar:
Posting Komentar