Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Senin, 29 Oktober 2012

Kerajaan Kutai

Kerajaan kutai
Letak Kerajaan
Kerajaan kutai adalah kerajaan tertua di Indonesia. Kerajaan ini terletak ditepi sungai Mahakam di Muarakaman, Kalimantan Timur, dekat kota Tenggarong.


Pendiri Dinasti
Diperkirakan Kerajaan Kutai berdiri pada abad 4 M prasasti tersebut didirikan oleh Raja Mulawarman. Bukti sejarah tentang kerajaan Kutai adalah ditemukannya tujuh prasasti yang berbentuk yupa (tiang batu) tulisan yupa itu menggunakan huruf pallawa dan bahasa sansekerta.
Adapun isi prasati tersebut menyatakan bahwa raja pertama Kerajaan Kutai bernama Kudungga. Ia mempunyai seorang putra bernama Asawarman yang disebut sebagai wamsakerta (pembentuk keluarga). Setelah meninggal, Asawarman digantikan oleh Mulawarman. Penggunaan nama Asawarman dan nama-nama raja pada generasi berikutnya menunjukkan telah masuknya pengaruh ajaran Hindu dalam kerajaan Kutai dan hal tersebut membuktikan bahwa raja-raja Kutai adalah orang Indonesia asli yang telah memeluk agama Hindu.
Kehidupan Kerajaan
Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan tersebut adalah sebagai berikut :
  • Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur
  • Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
Kehidupan ekonomi di Kerajaan Kutai dapat diketahui dari dua hal berikut ini :
Letak geografis Kerajaan Kutai berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India. Kerajaan Kutai menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang. Hal tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.
Keterangan tertulis pada prasasti yang mengatakan bahwa Raja Mulawarman pernah memberikan hartanya berupa minyak dan 20.000 ekor sapi kepada para Brahmana.
Kehidupan budaya masyarakat Kutai sebagai berikut :
  • Masyarakat Kutai adalah masyarakat yang menjaga akar tradisi budaya nenek moyangnya.
  • Masyarakat yang sangat tanggap terhadap perubahan dan kemajuan kebudayaan.
  • Menjunjung tingi semangat keagamaan dalam kehidupan kebudayaannya.
Masuknya Pengaruh Budaya
Masuknya pengaruh budaya India ke Nusantara, menyebabkan budaya Indonesia mengalami  perubahan. Perubahan yang terpenting adalah timbulnya suatu sistem pemerintahan dengan raja sebagai kepalanya. Sebelum budaya India masuk, pemerintahan hanya dipimpin oleh seorang kepala suku.
Selain itu, percampuran lainnya adalah kehidupan nenek moyang bangsa Indonesia mendirikan tugu batu. Kebiasaan ini menunjukkan bahwa dalam menerima unsur-unsur budaya asing, bangsa Indonesia bersikap aktif. Artinya bangsa Indonesia berusaha mencari dan menyesuaikan unsur-unsur kebudayaan asing tersebut dengan kebudayaan sendiri.
Bangsa Indonesia mempunyai kebiasaan mendirikan tugu batu yang disebut menhir, untuk pemujaan roh nenek moyang, sedangkan tugu batu (Yupa) yang didirikan oleh raja Mulawarman digunakan untuk menambatkan hewan kurban.
Pada prasasti itu juga diceritakan bahwa Raja Mulawaraman memerintah dengan bijaksna. Ia pernah menghadiahkan ± 20.000 ekor sapi untuk korban kepada para brahmana / pendeta. Dan dalam prasasti itu pun menyatakan bahwa Raja Aswawarman merupakan pendiri dinasti, mengapa bukan ayahnya Kudungga yang menjadi pendiri dinasti tetapi anaknya Aswawarman? Hal itu karena pada saat itu Raja Kudungga belum memeluk agama Hindu, sehingga ia tidak bisa menjadi pendiri dinasti Hindu.
Dari Raja Aswawarman menurunlah sampai Mulawarman, karena Mulawarman pun memeluk agama Hindu. Hal itu diketahui dari penyebutan bangunan suci untuk Dewa Trimurti. Bangunan itu disebut bangunan Wapraskewara dan di Gua Kembeng di Pedalaman Kutai ada sejumlah arca-arca agama Hindu seperti Siwa dan Ganesa.
Bukti Peninggalan
Bukti sejarah Kerajaan Kutai ini adalah ditemukannya tujuh buah prasasti yang berbentuk Yupa (tiang batu)
Mengantisifasi tawuran antar pelajar
Tawuran adalah perkelahian antar remaja anak sekolah yang disebabkan oleh beberapa permasalahan, sehingga masalah bertele-tele tidak pernah selesai dan terjadilah kejadian yang tidak diinginkan.


Sebab-sebab Terlibat Tawuran.
Dalam Persoalan kejadian tawuran antar pelajar ini tidaklah lain hanya karena persoalan yang sepele seperti:
  • Kalah dalam pertandingan, sehinggga yang kalah merasa kecewa dengan kekalahannya itu.
  • Memperebutkan seorang wanita antar anak pelajar.
  • Kurang perhatian dari lembaga sekolah.
  • Kurangnya iman terhadap dirinya masing-masing.
  • Mula-mula saling mencurigai, saling menghina, dan dengan sikap itu tadi bias menimbulkan tawuran yang sangat dahsyat.
Bahaya Tawuran
  • Dalam hal ini erat hubungannya dengan mental anak remaja sekarang. Banyak beberapa jenis bahaya yang diakibatkan dari tawuran ini diantaranya:
  • Korban-korban akibat tawuran ada yang luka-luka parah, saling mencurigai, saling mencaci maki, bahkan ada yang sampai meninggal dunia. Sehingga timbullah rasa benci dari diri masing-masing dan bias menimbulkan permusuhan antar sekolah. Dan dapat juga ada rasa dendam antar ekolah karena dengan tewas teman-temannya itu. Sehingga guru-guru pun sulit untuk mengatasinya. Jadi saya mohon jauhilah perbuatan yang tidak baik itu, karena dapat merugikan diri kita masing-masing, dan membuat kita gagal mencapai cita-cita kita.
Alternatif Penyembuhan
Ada beberapa alternatif penyembuhan yang dapat di jalani oleh korban tawuran diantaranya dengan berbagai cara, yaitu :
  • Jangan terlalu banyak bergaul dengan orang-orang yang tidak baik (nakal).
  • Dengan jalan bathin misalnya dengan cara keagamaan atau menjalankan hal-hal positif.
  • Dengan cara pendekatan kepada para guru-guru, keluarga dan rekan-rekanya yang baik.
  • Mendekatkan diri kepada Alloh Swt, dan selalu teguh pendirian pada keyakinan kita masing-masing.
Penegakan Hukum Tentang Tawuran
Di Indonesia meungkin sudah ada hukum menurut UU dan Peraturan-peraturan yang sedang berlaku sekarang. Maka dengan itu, pelaku tawuran tersebut harus di adili sesuai hokum yang sedang berlaku di Indonesia. Baik di penjara maupun di beri peringatan secara tegas.
Meningkatkan Aktivitas Keagamaan
Dalam hal ini perlu di tingkatkan keagamaam, supaya tidak terulang lagi. Yang sudah terjadi biarlah berlalu, seperti ; banyak mengaji, sering mendengarkan Tabligh Akbar, dan pengarahan-pengarahan tentang keagamaan. Agar siswa-siswi sadar akan bahayanya tawuran itu.
Adapun hal-hal lain yang menunjang di dalam aktivitas keagamaan lebih terfokuskan kepada niat seseorang dalam menjalaninya atas dasar keinginan untuk menghindari hal-hal yang negatif.
Sejarah kerajaan majapahit
Letak Geografis
Secara geografis letak kerajaan Majapahit sangat strategis karena adanya di daerah lembah sungai yang luas, yaitu Sungai Brantas dan Bengawan Solo, serta anak sungainya yang dapat dilayari sampai ke hulu.
Sejarah Terbentuknya Kerajaan Majapahit
Pada saat terjadi serangan Jayakatwang, Raden Wijaya bertugas menghadang bagian utara, ternyata serangan yang lebih besar justru dilancarkan dari selatan. Maka ketika Raden Wijaya kembali ke Istana, ia melihat Istana Kerajaan Singasari hampir habis dilalap api dan mendengar Kertanegara telah terbunuh bersama pembesar-pembesar lainnya. Akhirnya ia melarikan diri bersama sisa-sisa tentaranya yang masih setia dan dibantu penduduk desa Kugagu. Setelah merasa aman ia pergi ke Madura meminta perlindungan dari Aryawiraraja. Berkat bantuannya ia berhasil menduduki tahta, dengan menghadiahkan daerah tarik kepada Raden Wijaya sebagai daerah kekuasaannya. Ketika tentara Mongol datang ke Jawa dengan dipimpin Shih-Pi, Ike-Mise, dan Kau Hsing dengan tujuan menghukum Kertanegara, maka Raden Wijaya memanfaatkan situasi itu untuk bekerja sama menyerang Jayakatwang. Setelah Jayakatwang terbunuh, tentara Mongol berpesta pora merayakan kemenanganya. Kesempatan itu pula dimanfaatkan oleh Raden Wijaya untuk berbalik melawan tentara Mongol, sehingga tentara Mongol terusir dari Jawa dan pulang ke negrinya. Maka tahun 1293 Raden Wijaya naik tahta dan bergelar Sri Kertajasa Jayawardhana.

0 komentar:

Posting Komentar