Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Selasa, 09 April 2019

Analisis Novel Agung Anak Transmigran


ANALISIS NOVEL

A.     Unsur Intrinsik Novel

1.    Judul                    : Agung AnakTransmigran

2.    Tema                    : Transmigrasi

3.    Pelaku dan Watak   :

Ø  Agung    : Baik, ramah, pantang menyerah, mau bekerja keras, suka                         menolong, bijaksana, adil, penyabar, dan pemberani.

Ø  Wage     : Baik, jahil, pantang menyerah, mau berkerja keras, penyabar,                  dan pemerani.

Ø  Amir       : Baik, pantang menyerah, mau berkerja keras, penyabar, dan                    pemberani.

Ø  Urip       : Baik, pantang menyerah, mau berkerja keras, penyabar, dan                   pemberani.

Ø  Darmi     : Baik, pantang menyerah, ramah, mau berkerja keras, dan                        penyabar, pemberani.

Ø  Anne      : Baik, pantang menyerah, ramah, mau berkerja keras, dan                        penyabar, pemberani.

Ø  Ir. Wayan:Dermawan, baik hati, suka menolong, dan ramah.

Ø  Bondan   : Jahil, gemar mengejek teman, dan suka ngomong ngawur saat                 pelajaran.

Ø  Pipit       : Gemar mengkritik, ramah, dan pemarah.

Ø  Bandol    : Gemar mencibir, pemalas, pemarah, rajin setelah melihat                         anak- anak berladang, boros, dan gemar menghardik.

Ø  Plered    : Gemar mencibir, pemalas, pemarah, rajin setelah melihat                         anak- anak berladang, boros, dan gemar menghardik.

4.    Latar

a.    Tempat   : Ruangan kelas, bawah pohon akasia, ladang, belakang rumah                   Plered, hutan, parit, kandang, dan sekolah.

b.    Suasana : Mencekam, menyedihkan, dan menggembirakan.

c.    Waktu    : Pagi, siang, sore, dan malam.

5.    Alur

        Agung adalah anak tranmigrasi. Dahulu ia tinggal Kebumen. Ayah Agung lebih memilih ditransmigrasikan oleh pemerintah ke daerah Kapaspadi, di karenakan hidupnya di Kebumen kurang memadai. Agung lebih senang tinggal di daerah Kapaspadi dibandingkan di Kebumen. Karena di kebumen ia tidak mempunyai tanah, ayahnya hanyalah buruh tani, tetapi di Kapaspadi ia mendapatkan dua hektar tanah, makanan ia, dijamin selama satu tahun, semuanya ia dapat secara cuma-cuma.
        Agung terkenal di sekolahnya sebagai siswa yang pintar, bijaksana, adil, dan masih banyak lagi. Hingga pada suatu saat Agung dan teman-temannya mempunyai keinginan untuk membangun perpustakaan di sekolahnya. Tetapi ia bingung akan uang untuk membeli buku, yang akan disimpan di perpustakaanya tersebut.
        Agung teringat dengan Ir. Wayan Gelgel. Agung dan teman-temannya mendatangi rumah Ir. Wayan untuk menceritakan keinginan membangun perpustakaan. Ir. Wayan memberikan satu hektar tanah untuk ditanami tanaman,dan hasilnya bisa mereka gunakan untuk membeli buku. Agung beserta teman-temannya sudah sepakat untuk ditanami jagung. Setelah jagung siap untuk dipanen esok pagi, malamnya ada segerombolan babi hutan. Babi hutan tersebut mengubrak-abrik ladang Agung, akhirnya Agung dan teman-temannya tidak bisa memanen jagung. Mereka menanami kembali ladangnya dengan Cabai. Cabai siap di panen esok pagi, tetapi karna cuaca sedang tidak bersahabat, tiga hari tiga malam daerah Kapaspadi di guyur hujan lebat, akibatnya cabai yang siap panen menjadi busuk.
        Mereka sangat sedih,tetapi mereka pantang mmenyerah, mereka memupuk kembali pohon cabainya. Hingga pada suatu saat cabai mereka siap dipanen. Mereka sudah mendapatkan tengkulak yang akan memebeli cabai tersebut. Tengkulak tersebut membawa terlebih dahulu cabainya ke kota, dan tengkulak tersebut berjanji akan segera kembali untuk menyerahkan uangnya. Agung percaya dengan tengkulak tersebut. Tetapi, setelah Agung dan teman-temannya menuggu beberapa bulan, tengkulak itu tidak datang memenuhi janji. Sekarang barulah mereka yakin bahwa tengkulak telah menipunya.
        Pada saat di sekolah, Agung dan teman-temannya dipanggil oleh kepala sekolah. Ternyata, Agung dan teman-temannya diberi kepercayaan oleh kepala sekolh untuk mengelola buku. Agung dan teman-temannya sangat senang. Setelah pulang sekolah, ada Ir.Wayan yang telah menunggu di depan sekolah. Pandangan Agung terfokous kepada orang disebelah Ir. Wayan. Agung merasa ia mengenali wajah tersebut, setelah ia ingat-ingat, dia adalah tengkulak yang membeli cabai Agung. Teman-teman Agung memaki-maki tengkulak tersebut. Ir.Wayan memarahi teman-teman agung, dan menjelaskan apa yang telah terjadi. Tengkulak itu datang ke desa ini untuk memenuhi janjinya kala itu. Dia terkena kecelakaan, sehingga dia tidak bisa membayar tepat waktu.

6.    Amanat :

Ø  Harus sabar dan tabah bila menghadapi ujian.

Ø  Mensyukuri apa yang telah diberikan.

Ø  Jangan pantang menyerah.

Ø  Berusaha sekuat tenaga.

Ø  Gapailah cita-cita kalian dengan berbagai cara.

7.    Sudut Pandang :

B.      Sinopsis

Agung Anak Transmigran

        Disebuah desa transmigran yang bernama desa Kapaspadi tinggalah Agung dan keluarganya. Agung berasal dari kebumen, ia di transmigrasikan oleh pemerintah ke daerah Kapaspadi. Agung lebih senang berada di daerah Kapaspadi, dibandingkan di Kebumen. Karena di kebumen ia tidak mempunyai tanah, ayahnya hanyalah buruh tani, tetapi di Kapaspadi ia mendapatkan dua hektar tanah, makanan ia, dijamin selama satu tahun, semuanya ia dapat secara cuma-cuma.

        Lonceng berdentang. Murid-murid masuk ke dalam kelas masing-masing. Seperti biasa, pagi itu Agung mengabsen teman-temanya. Tak lama kemudian ada kepala sekolah memasuki kelas Agung. Tak seorang pun berbicara. Kelas terasa sunyi. Kepala sekolah memberitahu, bahwa hari ini Pak Rudi tidak dapat mengajar, karna beliau sedang mendapatkan musibah, dua jam pelajaran akan kosong, kalian boleh meninggalkan kelas tapi jangan meninggalkan halaman sekolah, dan jangan sekali-kali mengganggu kelas lain.

        Lima orang duduk dibawah pohon akasia. Mereka adalah Agung, Wage, Urip, Anne dan Darmi. Agung mempunyi gagasan besar. Ia pun langsung memberitahukan kepada teman-temannya. Gagasan nya yaitu Agung ingin membuat perpustakaan di Sekolahnya. Namun Ia bingung, bagaimana mendapatkan uang untuk membeli buku yang akan disimpan di perpustakaan.

        Agung teringat dengan Ir. Wayan. Ir.Wayan adalah kepala proyek pertanian pengganti Ir. Tobing. Ir.Wayan pernah ditolong oleh Agung saat mobilnya kehabisan bahan bakar. Pikir Agung, mungkin Ir.Wayan bisa membantu. Ia dan teman-temannya merencanakan untuk berkunjung ke rumah Ir.Wayan untuk memberitahukan gagasan tersebut.

        Keesokan harinya, Agung dan teman-teman pergi ke rumah Ir.Wayan. Agar perjalan tidak jauh, mereka melewati jalan pintas, yaitu melalui Hutan. Setelah beberapa lama  mereka sampai di rumah Ir.Wayan. Mereka membawa beberapa hasil jerih payah mereka, diantaranya Agung membawa pisang susu, Darmi membawa bengkuang, Wage membawa talas Bogor, dan Urip membawa telur bebek.   

        Saat kami sampai di rumah Ir.Wayan, beliau sedang memperbaiki mesin mobilnya di garasi. Tangannya kotor bergelimang oli. Betapa senangnya Ir.Wayan mendapat kunjugan anak-anak transmigran itu. Ir.Wayan ke belakang terlebih dahulu, untuk mencuci tangannya yang bergelimang oli.

        Setelah Ir.Wayan kembali, mereka memberikan oleh-oleh. Lalu, Agung mengutarakan maksudnya mengunjungi Ir.Wayan. Dengan panjang lebar Agung menceritakan masalahnya. Ir.Wayan mendengarkan dengan seksama.

        Ir.Wayan mengerti maksud Agung dan teman-teman. Ir.Wayan memberikan satu hektar lahan kosong, untuk mereka garap dan ditanami tanaman, dan hasilnya bisa mereka belikan buku pelajaran. Agung meerima lahan itu dengan senang hati, ia mengucapkan banyak terimakasih kepada Ir.Wayan. setelah itu mereka pulang ke rumah masing-masing.

        Keesokan harinya mereka berkumpul kembali. Agung dan teman-temannya sepakat untuk menanami lahan kosong itu dengan tanaman jagung. Dengan penuh semangat mereka mencangkuli lahan kosong. Setiap hari mereka memberikan pupuk tanaman jagung, agar jagungnya tumbuh besar. Beberapa bulan berlau, esok pagi jagung siap dipanen. Namun apa yang terjadi? Segerombolan babi hutan merusak ladang mereka.

        Saat mereka akan memanen jagung, wajah mereka yang berseri-seri berubah menjadi kesedihan. Mereka sangat sedih, ketika melihat ladangnya yang telah luluh lantah oleh babi hutan. Namun mereka tidak pantang menyerah, mereka kembali menggarap lahan mereka dan ditanami cabai. Mereka memilih menanam cabai karena babi tidak suka yang pedas-pedas.

        Pada suatu malam terjadi perburuan masal babi. Perburuan itu terjadi da belakang rumah Plered. Banyak babi yang terbunuh dalam perburuan ini, sekitar empat puluh dua ekor. Jumlah yang tidak sedikit. Pantas saja ladang jagung Agung, luluh lantah, hanya dalam satu malam.

        Cabai siap di panen esok pagi, tetapi karna cuaca sedang tidak bersahabat, tiga hari tiga malam daerah Kapaspadi di guyur hujan lebat, akibatnya cabai yang siap panen terebut menjadi busuk. Agung dan teman-temannya pun bersedih kembali, begitu banyak masalah yang menimpanya, padahal niat Agung baik untuk membeli buku yang akan disimpan di perpustakaan.

        Agung dan teman-temanya kembali memupuk pohon cabainya agar berbuah lagi. Hingga pada suatu saat cabai mereka siap dipanen. Mereka sudah mendapatkan tengkulak yang akan memebeli cabai tersebut. Tengkulak tersebut membawa terlebih dahulu cabainya ke kota, dan tengkulak tersebut berjanji akan segera kembali untuk menyerahkan uangnya. Agung percaya dengan tengkulak tersebut. Tetapi, setelah Agung dan teman-temannya menuggu beberapa bulan, tengkulak itu tidak datang memenuhi janji. Sekarang barulah mereka yakin bahwa tengkulak telah menipunya.

        Pada saat di sekolah, Agung dan teman-temannya dipanggil oleh kepala sekolah. Ternyata, Agung dan teman-temannya diberi kepercayaan oleh kepala sekolh untuk mengelola buku. Agung dan teman-temannya sangat senang.

        Setelah pulang sekolah, ada Ir.Wayan yang telah menunggu di depan sekolah. Pandangan Agung terfokous kepada orang disebelah Ir. Wayan. Agung merasa ia mengenali wajah tersebut, setelah ia ingat-ingat, dia adalah tengkulak yang membeli cabai Agung. Teman-teman Agung memaki-maki tengkulak tersebut. Ir.Wayan memarahi teman-teman agung, dan menjelaskan apa yang telah terjadi. Tengkulak itu datang ke desa ini untuk memenuhi janjinya kala itu. Dia terkena kecelakaan, sehingga dia tidak bisa membayar tepat waktu.

        Lima belas tahun kemudian, kelima anak transmigran itu sudah menjadi orang-orang sukses. Diantaranya  Agung sudah menjadi wartawan yang bertugas di PBB. Anne sudah menjadi dokter. Urip sudah menjadi pejabat penting di Departemen Pertanian. Wage sudah menjadi pemimpin dua pabrik tepung tapioka dan sebuah pabrik gula di Irian Jaya. Darmi sudah menjadi Kepala SMA Negri di Kapaspadi. Anak –anak transmigran banyak yang telah menjadi sarjana. Banyak pula yang menjadi pejabat penting, pengusaha, dan perwira ABRI.

C.   Komentar atau Tanggapan

       Menurut saya, novel yang berjudul ‘Agung Anak Transmigran’  itu sangat bagus untuk remaja sekarang. Karna mengajarkan bagaimana susahnya hidup melawan kemiskinan, banyak sekali remaja sekarang yang boros. Selain itu novel ini juga mengajarkan kesebaran dan ketabahan yang luar biasa dalam menghadapi cobaan. Novel ini juga mengajarkan kita untuk tidak pantang menyerah dalam segala hal. Semoga dengan adanya novel ini remaja sekerang jadi makin baik. Saya sangat menyukai novel ini.

0 komentar:

Posting Komentar