Welcome to my blog, hope you enjoy reading
RSS

Pages

Rabu, 05 Desember 2018

Cerpen


Cita – Citaku
            Di desa yang bernama Rindasari, tinggalah satu keluarga yang terdiri dari seorang anak laki-laki, seorang anak perempuan, dan  Ibu dari mereka. Anak laki-laki itu bernama Andi , sedangkan adik perempuannya bernama Rhiny. Andi berumur 14 tahun dan adiknya berumur 10 tahun. Kalau dihitung-hitung sekarang Andi sudah  kelas 2 SMP. Saat Andi berumur 12 tahun, ayahnya meninggal sejak itu Andi putus sekolah. Andi bercita-cita  ingin menjadi Arsitek supaya bisa mengubah taraf hidup keluarganya.
            Sehari-hari Andi membantu ibunya membuat kue untuk dijual ke pasar. Sedangkan Rhiny yang mengantarkan kuenya ke pasar. Begitulah kegiatan keluarga itu sehari-hari.
            Suatu hari datanglah seorang dermawan yang bernama Pak Rinan ke rumah Andi. Setelah berbincang-bincang dengan ibunya Andi, Pak Rinan yakin bahwa Andi sebenarnya anak yang pintar dan cerdas. Munculah rasa simpati Pak Rinan terhadap Andi. Pak Rinan pun menawarkan kepada Ibunya Andi, agar Andi bersekolah lagi di Kota sampai sarjana, semua biaya ditanggung oleh Pak Rinan. Ibunya Andi bingung harus menjawab apa, menolak ataukah menerima tawaran itu.
            Malam pun tiba dan sepertinya malam adalah saat yang tepat untuk menyampaikan maksud Pak Rinan. Ibunya pun meminta pendapat Andi tentang maksud Pak Rinan. “Bu, lebih baik kita terima saja tawaran Pak Rinan, kapan lagi Bu ada kesempatan untuk Andi bersekolah?” kata Andi. “Ya sudah, terserah Andi saja apapun keputusan yang Kamu ambil Ibu akan selalu mendukung karena itu untuk kebaikan Kamu dan Ibu akan selalu berdoa untuk keberhasilan kamu.” Jawab Ibu. “Terimakasih ya Bu, nanti sebulan sekali Andi mengunjungi Ibu.” Kata Andi. “Iya Nak, restu Ibu selalu menyertaimu.” jawab Ibu.
            Keesokan harinya. “Pak, setelah saya tanya kesediaan Andi untuk bersekolah di Kota, ternyata Dia menerima tawaran Bapak .” kata Ibu Andi kepada Pak Rinan. “Oh ya Bu, kalau begitu besok Andi berangkat ke Kota bersama saya.” Jawab Pak Rinan. “Terimakasih sebelumnya Pak, atas bantuan dan perhatian Bapak terhadap Andi anak  saya.” Kata Ibu Andi. “Iya Bu sama-sama sudah sepantasnya Kita sebagai umat Islam untuk saling tolong menolong.” Jawab Pak Rinan.
           Keesokan harinya Andi dan Pak Rinan berangkat ke Kota menggunakan mobil Pak Rinan, Andi berpamitan kepada Ibunya. “Bu, Andi berangkat dulu ya.” Kata Andi. “Hati-hati di jalan ya Nak, dan jangan lupakan sholat serta ibadahmu, doa dan restu Ibu selalu menyertaimu.” Jawab Ibunya. “Trimakasih  Bu, Andi akan merindukan Ibu serta Rhiny.” Kata Andi.
            Setelah satu jam perjalanan sampailah mereka di rumah Pak Rinan. “Andi ini rumah Bapak, jangan sungkan ya, dan itu kamar kamu (sambil menunjuk sebuah kamar).” Kata Pak Rinan. “Baik Pak dan terimakasih.” Jawab Andi. “Ndi, tidak usah panggil Pak, panggil saja Ayah, anggap saja Bapak ini sebagai Ayah angkatmu.” Kata Pak Rinan. “Baik, Pak, eh Yah.” Jawab Andi.
            Andi segera membereskan barang-barang yang ia bawa. Lalu Andi ke ruang makan untuk makan siang karena telah memasuki waktu makan siang. Andi makan siang bersama Pak Rinan.
“Andi besok kamu sudah mulai sekolah, nanti kamu sekolah diantar oleh Pak Supir.” Kata Pak Rinan. “Baik, Yah.” Jawab Andi.
Hari ini adalah hari pertama Andi bersekolah di Sekolah barunya. Karena Andi pintar dan cerdas Andi masuk kelas VII A. Andi menjalani hari barunya dengan penuh senyuman dan keceriaan.
Teeettt… Teeeetttt… Bel sekolah berdering, saatnya Andi untuk pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Andi berpikir ‘dengan apa saya bisa membalas semua kebaikan Pak Rinan ini?’. Andi belajar dengan penuh semangat untuk membahagiakan Ayah angkatnya.
Tiga Minggu berlalu. Hari ini Andi bersama Pak Rinan akan mengunjungi  Ibu Andi di Desa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kata Andi. “Wa’alaikumsalam, eh Andi.” Jawab Ibunya. “Iya, Bu ini Andi.” Kata Andi. Andi segera memeluk Ibunya tercinta.
Setelah beberapa jam di rumah Ibunya, Andi berpamitan ke Ibunya untuk kembali pulang ke Kota. “Bu, Andi pulang dulu, nanti Andi akan mengunjungi Ibu lagi.”kata Andi. “Iya, Nak. Hati-hati dijalan.” Jawab ibunya. “Baik, Bu.” Ucap Andi.
Andi belajar dengan giat agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Ia tidak mau mengecewakan ayah angkatnya. Selain itu, Andi ingin membalas kebaikan Pak Rinan dengan prestasi Andi yang gemilang.
Tiga tahun sembilan bulan berlalu. Hari ini adalah hari yang paling menegangkan bagi Andi. Karena hari ini adalah hari kelulusan. Setelah beberapa menit, akhirnya nama Andi di panggil, untuk mengambil surat kelulusan, ijazah dan raport. Andi  membuka perlahan surat kelulusannya dan ternyata Andi lulus dari SMP, dengan nilai yang sangat memuaskan. Andi sangat bahagia, ia segera memberikan kabar kepada Ayah angkatnya. Pak Rinan bangga pada Andi, karna Andi telah membutikan bahwa ia bisa.
 Hari ini Andi bersama Pak Rinan akan mengunjungi  Ibu Andi di Desa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kata Andi. “Wa’alaikumsalam, eh Andi.” Jawab Ibunya. “Iya, Bu ini Andi.” Kata Andi. Andi lansung memeluk Ibunya tercinta dan memberikan raport dan Ijazahnya. Ibunya sangat bahagia setelah melihat hasil anaknya menuntut ilmu di Kota.
“Bu Rhiny mana?” kata Andi. “Rhiny sedang bermain.” Jawab Ibunya. “Dengan siapa  Bu? Andi panggil ya Bu?” kata Andi. “Dengan Wulan. Iya Nak.” Jawab Ibunya. “Rhiiiiinnnnyyyy!” teriak Andi. “Eh kak Andi, kapan datang Kak?” jawab Rhiny. “Rhiny Kakak berhasil lulus dari SMP dengan hasil yang memuaskan. Kakak kangen sekali sama kamu Rhiny!” kata Andi. “Wah, hebat Kakak, selamat ya Kak. Rhiny juga kangen dan senang sekali dengan keberhasilan Kakak.” Jawab Rhiny. “Iya Rhiny.” Kata Andi.
Setelah melepas rindu dengan Ibunda dan Adik tercinta Andi kembali lagi ke Kota bersama Pak Rinan. Keesokan harinya Andi melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu SMA. Andi menjalankan hari barunya dengan semangat.
Karena Andi mudah bergaul, di SMA Andi mempunyai banyak sekali teman.
Tiga tahun berlalu. Andi selalu mendapatkan peringkat pertama di SMA-nya. Sekarang hari penentuan bagi Andi untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. “Andi Firdaus.” Kata seorang Ibu Guru. Andi segera ke meja Guru untuk mengambil raport dan ijazah SMAnya. Andi  membuka perlahan raportnya dan ternyata Andi lulus dari SMA, dengan nilai yang sangat memuaskan. Andi sangat bahagia, ia segera memberikan raportnya pada Ayah angkatnya. Pak Rinan bangga pada Andi, karna Andi telah membutikan bahwa ia bisa.
Hari ini Andi bersama Pak Rinan akan mengunjungi  Ibu Andi di Desa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kata Andi. “Wa’alaikumsalam, eh Andi.” Jawab Ibunya. “Iya, Bu ini Andi.” Kata Andi. Andi lansung memeluk Ibunya tercinta dan memberikan raport dan Ijazahnya. Ibunya sangat bahagia setelah melihat nilainya yang sangat memuaskan.
Setelah melepas rindu dengan Ibunda tercinta Andi kembali lagi ke Kota bersama Pak Rinan. Keesokan harinya Andi melanjutkan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi yaitu Kuliah. Andi mengambil jurusan Tehnik Sipil untuk menjadi Arsitek.  Andi menjalankan hari barunya dengan penuh senyuman, keceriaan, dan semangat yang menggebu.
Enam tahun pun berlalu. Sekarang adalah hari penentuan bagi Andi. “Andi Firdaus.” Kata seorang Dosen. Andi segera ke meja Dosen untuk mengambil raport dan ijazahnya. Andi  membuka perlahan raportnya dan ternyata Andi lulus dari jurusan yang ia ambil, dengan nilai yang sangat memuaskan. Andi sangat bahagia, ia segera memberikan raportnya pada Ayah angkatnya. Pak Rinan sangat bangga pada Andi, karna Andi telah membutikan bahwa ia pasti bisa lulus dari jurusan yang ia ambil.
 Hari ini Andi bersama Pak Rinan akan mengunjungi  Ibu Andi di Desa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kata Andi. “Wa’alaikumsalam, eh Andi.” Jawab Ibunya. “Iya, Bu ini Andi.” Kata Andi. Andi lansung memeluk Ibunya tercinta dan memberikan raport  dan Ijazahnya. Ibunya sangat bahagia setelah melihat hasil belajar anaknya selama bertahun-tahun.
Berkat Pak Rinan dan kegigihan Andi, kini Andi sudah bekerja sesuai dengan keahliannya dan menjadi orang sukses seperti yang dulu ia cita-citakan. Ia sudah bisa mengubah perekonomian dan membahagiakan orang-orang yang dicintainya termasuk Pak Rinan ayah angkatnya.


               Cita – Citaku

Menjadi arsitek
Adalah cita-citaku
Aku kan trus menimba ilmu
Demi terwujudnya impianku…
            Rintangan demi rintangan telah aku lewati
            Berkatmu, Pak Rinan
            Kini ku tlah menggapai impianku...
            Terimakasih Pak Rinan…


Carpon


Cita – Cita Abdi

Di désa anu namina Rindasari, tinggalah 1 kulawarga anu diwangun ti 1 anak lalaki, 1 anak awéwé,  sarta saurang Ibu. Anak lalaki éta namina Andi , manéhna miboga 1 adi awéwé anu namina Rhiny. Andi berumur 14 warsih sedengkeun adina berumur 10 warsih. Lamun dihitung-hitung ayeuna Andi geus kelas 2 SMP. Waktu Andi berumur 12 warsih, Abahna maot saprak harita Andi pegat sakola. Andi bercita-cita hayang jadi Arsiték sangkan bisa ngarobah hirup kulawargana.
            Sapopoé Andi mantuan Emana nyieun kueh pikeun dijual ka pasar. Sedengkeun Rhiny anu nganteurkeun kuehna ka pasar. Kitu pisan kagiatan kulawarga éta sapopoé.
            Hiji dinten aya saurang balabah anu namina Pak Rinan ka Bumi  Andi. Saatos ngobrol jeung Emana Andi, Pak Rinan yakin yén Andi sabenerna anak anu singer sarta calakan. Kaluar rasa simpati Pak Rinan ka Andi. Pak Rinan ogé nawarkeun ka Indungna Andi, ambéh Andi sakola deui di Dayeuh nepi ka sarjana, kabéh waragad ditanggung ku Pak Rinan.
            Peuting ogé anjog. Emana Andi bingung kudu némbalan naon. Emana ogé ménta pamadegan Andi kumaha. “Ma, leuwih alus urang tarima waé tawaran Pak Rinan, iraha deui Ma aya kasempetan pikeun Andi Sakola?” kecap Andi. “Enya geus, kumaha Andi waé.” Waler Emana. “Nuhun enya Ma, engké sabulan sakali Andi ngadatangan Ema.” Kecap Andi. “Enya, Nak.”Waler Emana.
            Enjingna, “Pak Abdi tarima tawaran Anjeun.” Kecap Emana  Andi ka Pak Rinan. “Enya, Ma. Isukan Andi sasarengan Abdi baris angkat ka Dayeuh.” Waler Pak Rinan. “Saméméhna, nuhun enya Pak, luhur bantuan Bapa ka kulawarga Abdi.” Kecap Emana Andi. “Enya, Ma. Sami-sami.” Waler Pak Rinan.
            Dina dinten ieu Andi sarta Pak Rinan angkat ka Dayeuh ngagunakeun mobilna Pak Rinan, Andi nyuhunkeun widi ka Emana. “Ma, Andi angkat heula nya.” Kecap Andi. “Ati-ati di jalan nya, Nak.” Waler Emana. “Enya, Ma.” Kecap Andi.
            Sanggeus hiji jam lalampahan, Andi sarta Pak Rinan nepi ka di Bumi Pak Rinan. “Andi kamar anjeun di dinya (bari nunjuk hiji kamar).” Kecap Pak Rinan. “Muhun, Pak, mangga.” Waler Andi. “Ndi, engga perlu panggil Pak, panggil waé Abah, anggap waé Bapa ieu minangka Abah angkatmu.” Kecap Pak Rinan. “Muhun, Pak, éh Bah.” Waler Andi.
            Andi geura-giru ngaberesan barang-barang anu manéhna bawa. Tuluy Andi ka rohang emam pikeun emam siang alatan geus ngasupan wayah emam siang. Andi emam siang  sasarengan Pak Rinan.
            “Andi, isukan Andi geus mimitian sakola, engké Andi sakola dianter ku Pak Supir.” Kecap Pak Rinan. “Muhun, Bah.” Waler Andi.
           

Dinten ieu nyaéta dinten kahiji Andi Sakola di Sakola anyarna. Alatan Andi singer sarta Calakan Andi asup kelas 7 A. Andi ngajalanan dinten anyarna kalayan pinuh sanyuman sarta kaceriaan.
Teeettt… Teeeetttt… Bel sakola disada waktuna Andi pikeun balik ka Bumi. Sanepina di Bumi Andi mikir ‘kalayan naon Abdi bisa ngabales kabéh kebaikan Pak Rinan ieu?’. Andi diajar kalayan pinuh sumanget pikeun ngabageakeun Abah angkatna.
            Tilu Minggu berlalu. Dinten ieu Andi babarengan Pak Rinan baris ngadatangan Emana Andi di Désa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kecap Andi. “Wa’alaikumsalam, éh Andi.”Waler Emana. “Enya, Ma ieu Andi.” Kecap Andi. Andi lansung nangkep Emana tercinta.
            Sanggeus sawatara jam di Bumi Emana, Andi nyuhunkeun widi ka Emana pikeun uih deui ka Dayeuh. “Ma, Andi uih heula, engké Andi baris ngadatangan Ema deui.” Kecap Andi. “Enya, Nak. Ati-ati di jalan.” Waler Emana. “Muhun, Ma.” Kecap Andi.
            Andi diajar kalayan giat. Pikeun meunangkeun hasil anu nyugemakeun. Andi teu hoyong nguciwakeun ayah angkatnya. Sajaba ti éta, Andi hayang ngawales kasaean Pak Rinan kalayan prestasi Andi anu gumilang. 
            Tilu warsih salapan sasih tos kalangkungan. Dinten ieu nyaéta dinten anu pang negangkeun pikeun Andi. Alatan dinten ayeuna aya kanaékan kelas. Saatos sawatara menit, pamustunganana ngaran Andi di sebat  pikeun nyandak raport. Andi  lalaunan muka raportna sarta tétéla Andi lulus ti SMP, jeung peunteun anu pohara nyugemakeun. Andi pohara bagja, Andi gura-giru masihkeun  raportna ka Ayah angkatna. Pak Rinan reueus ka Andi, kusabab Andi geus ngabutikan yén manéhna bisa.
            Dinten ieu Andi sasarengan Pak Rinan baris nyumpingan Emana Andi di Désa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kecap Andi. “Wa’alaikumsalam, éh Andi.” waler Emana. “Muhun, Ma ieu Andi.” Kecap Andi. Andi teras nangkeup Emana nu dipika tresna sarta masihkeun raport SMPN  sarta Ijazahna. Emana pohara bagja sanggeus nempo raportna. 
            “Bu Rhiny mana?” kecap Andi. “Rhiny nuju ameng.” Waler  Emana. “Sareng saha Ma? Disauran ku Andi nya Bu?” kecap Andi. “Sareng Wulan. Sok atuh Jang.” Waler Emana. “Rhiiiiinnnnyyyy!” gorowok Andi. “Éh Kang Andi, aya naon Kang?” Waler Rhiny. “Rhiny Akang tos lulus ti SMP, alhamdulilah  hasilna nyugemakeun. Akang kangen pisan ka Rhiny!” kecap Andi. “Wah, hébat Kang, salamet nya Kang. Rhiny ogé kangen pisan ka Akang.” Waler Rhiny. “Muhun hatur nuhun  Rhiny.” Kecap Andi
            Saatos ngalepas sono jeung Ema sarta Adi tercinta Andi uih deui ka Dayeuh sasarengan Pak Rinan. Enjingna Andi nuluykeun sakola ka jenjang anu leuwih luhur nyaéta SMA. Andi ngajalankeun dinten anyarna jeung sumanget 45.
           


Tilu warsih berlalu. Andi sok meunangkeun peringkat kahiji di SMAna. Ayeuna dinten penentuan pikeun Andi pikeun nuluykeun ka jenjang anu leuwih luhur. “Andi Firdaus.” Kecap saurang Ibu Guru. Andi geura-giru ka méja Guru pikeun nyandak raport sarta ijazah SMAna. Andi muka lalaunan raportnya sarta tétéla Andi lulus ti SMA, jeung peunteun anu pohara nyugemakeun. Andi pohara bagja, Andi geura-giru masihkeun raportna ka Abah angkatna. Pak Rinan reueus ka Andi, kusabab Andi ngabuktikeun yén manéhna bisa.
            Dinten ieu Andi babarengan Pak Rinan baris nyumpingan Emana Andi di Désa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kecap Andi. “Wa’alaikumsalam, éh Andi.” Waler Emana. “Enya, Ma ieu Andi.” Kecap Andi. Andi teras nangkeup Emana nu dipika tresna sarta mengasihkan raport SMAna sarta Ijazahnya. Emana pohara bagja sanggeus nempo peunteunana anu pohara nyugemakeun.
            Saatos ngalepas sono jeung Ema tercinta Andi uih deui ka Dayeuh sasarengan Pak Rinan. Enjingna Andi nuluykeun sakola ka jenjang anu leuwih luhur nyaéta Kuliah. Andi nyandak  jurusan Tehnik Sipil pikeun jadi Arsiték. Andi ngajalankeun dinten anyarna kalayan pinuh sanyuman, keceriaan, sarta sumanget 45.
            Genep Warsih tos kalangkungan. Ayeuna nyaéta dinten penentuan pikeun Andi. “Andi Firdaus.” Kecap saurang Dosen. Andi geura-giru ka méja Dosen pikeun nyandak raport sarta ijazahnya. Andi muka lalaunan raportnya sarta tétéla Andi lulus ti jurusan anu Andi candak, jeung peunteun anu pohara nyugemakeun. Andi pohara bagja, Andi geura-giru méré raportnya ka Abah angkatna. Pak Rinan pohara reueus ka Andi, kusabab Andi geus ngabuktikeun yén manéhna pasti bisa lulus ti jurusan anu Andi candak.
            Dinten ieu Andi sasarengan Pak Rinan baris nyumpingan Ema Andi di Désa Rindasari. “Assalamu’alaikum.” Kecap Andi. “Wa’alaikumsalam, éh Andi.” Waler Emana. “Muhun, Ma ieu Andi.” Kecap Andi. Andi teras nangkeup Emana nu dipika tresna sarta masihkeun raport na sarta Ijazahnya. Emana pohara bagja saatos ningal raportna.
            Hasil tekad Andi sartaPak Rinan, kiwari Andi geus jadi jalema suksés. Andi geus bisa ngarobah perekonomian kulawargana.


Poem


My School
By      : Arini Ratnasari
My school…
Its very very beautiful
My please to find the science
The park is very beautiful
Around the buildings

            The sun in the morning…
            To shine upon this school
            Its very refreshing to heart
            To make our fresh…

Situation the study…
Its very to please
Fresh and beautiful
I will not forgetting you…